Mengungkap Makna di Balik Suit Gunting Batu Kertas
Sesaat sebelum permainan petak umpet dimulai, kita harus
menentukan siapa yang jaga. Cara paling sederhana adalah dengan
menggunakan suit. Setelah suit standar gajah manusia semut terasa
ketinggalan zaman, orang Indonesia lebih sering memakai suit gunting
batu kertas.
Masalahnya, selama ini kita selalu dicekoki paham yang menyatakan bahwa isyarat jari itu simbol adalah gunting batu kertas. Nah, bagaikan agan-agan Kaskus yang selalu menemukan kebenaran, saya mencetuskan bahwa suit gunting batu kertas itu sebenarnya suit yang mewakili pertempuran ideologi.
Dalam suit standar sama dengan penggambaran gunting. Seperti bentuknya yang sama persis dengan simbol perdamaian, inti dari paham liberal adalah mencapai stabilitas lewat perdamaian. Salah satu caranya adalah dengan menggelontor rakyat dengan tayangan penuh hiburan dan tawa demi mendapatkan perdamaian dan menghindari kegelisahan. Ya, dan kita selalu bisa menyalahkan MTV.
Jangan lupa, dalam beberapa kasus, pemerintahan liberal juga bisa berperan sebagai “gunting” untuk “memotong” para perusak stabilitas. Amerika Serikat, misalnya.
Komunisme
Dalam suit standar sama dengan penggambaran kertas. Digambarkan oleh tangan terbuka. Mewakili pengertian masyarakat tanpa kelas khas komunisme. Ketika semuanya sudah setara seperti tangan yang terbuka tanpa ada jari yang lebih tinggi daripada jari yang lain, maka saat itulah mimpi para kaum komunis tercapai. Saat gaji dokter sama dengan gaji buruh, misalnya.
Jangan lupa, 5 jari di tangan anda juga mewakili bintang simbol komunisme yang memiliki 5 jari. Jangan salah paham dengan bintang Dawud milik Yahudi yang memiliki 6 jari.
Anarkisme
Dalam suit standar sama dengan penggambaran batu. Clenched fist. Tangan terkepal. Menggambarkan perlawanan yang penuh semangat atas segala penindasan.
Walaupun bentuknya kepalan tangan, jangan salah kaprah mengartikan anarkisme dengan kekerasan karena anda akan dimarahi para anarcho di Twitter.
Siapa mengalahkan siapa
Liberalisme mengalahkan komunisme. Seperti dalam pertandingan suit standar di mana gunting mengalahkan kertas, liberalisme mengalahkan komunisme. Siapa yang mau hidup di masyarakat tanpa kelas di mana gaji seorang dokter spesialis jantung memiliki gaji yang sama dengan buruh pabrik rokok? Jika dihadapkan pada pilihan komunisme dan liberalisme, tentu orang lebih memilih dunia yang penuh hiburan dibanding dunia yang maksudnya adil tapi malah menjadi tidak adil.
Lalu, liberalisme dikalahkan oleh anarkisme. Saat manusia hidup dalam kebebasan gaya paham liberalisme, mereka akan mampu mengakses informasi sebanyak mungkin, dan mereka akan menemukan paham yang mengajarkan kebebasan mutlak tanpa otoritas dan aparat. Lalu mereka akan memilih kehidupan anarkisme yang menawarkan kebebasan mutlak daripada liberalisme yang memberikan kebebasan semu. Oh ya, masyarakat akan menemukan paham anarkisme bukan dari buku tapi melalui V for Vendetta.
Komunisme mengalahkan anarkisme. Kertas mengalahkan batu seperti komunisme mengalahkan anarkisme. Saat masyarakat mengalami kebebasan sebebas-bebasnya, dan muncul beberapa kekacauan karena ada pihak-pihak yang belum cukup dewasa menikmati kebebasan, saat itulah beberapa orang akan merindukan keadaan yang stabil. Untuk mendapatkan kontrol penuh atas masyarakat yang sedang menikmati gempita kebebasan mutlak, pemerintahan yang otoriter dengan tangan besi a la Stalin diperlukan. Maka dari itu, komunisme mengalahkan anarkisme.
Bagaimana dengan fasisme? Kaum fasis dengan gaya nazi salute punya gaya suit sendiri untuk menentukan giliran jaga dalam permainan petak umpet. Nama suit khas Jawa ini adalah wo dowo. Seperti diperagakan oleh Bpk Adolf H. di foto yang diambil dari sini.
Eh judul artikel ini sudah kayak judul thread di Kaskus belum?